Selama beberapa bulan terakhir, layanan WhatsApp di China diketahui mengalami gangguan yang membuat pengguna tidak bisa mengirimkan file foto dan video. Namun, setelahnya pengguna WhatsApp dikeluhkan juga mengalami gangguan saat mengirimkan pesan teks.
Baca juga: Brian Acton Memutuskan hengkang dari WhatsApp
Hal ini dungkapkan oleh Nadim Kobeissi yang merupakan praktisi kriptografi di Simbolic Software. "Mulanya China melakukan penyensoran terhadap kemampuan berkirim foto dan video di WhatsApp, dan kini sudah berubah menjadi pemblokiran pesan teks".
Menurut Kobeissi, China mungkin sudah meningkatkan firewall-nya untuk memblokir protokol NoiseSocket yang digunakan WhatsApp untuk mengirimkan teks. Sebelumnya China juga berhasil memblokir protokol HTTPS/TLS yang digunakan WhatsApp untuk mengirimkan foto dan video.
Penyensoran ini bertepatan dengan Kongres Nasional Partai Komunis ke-19 di China. WhatsApp dijadikan incaran karena menerapkan sistem enkripsi end-to-end di aplikasinya. End-to-end sendiri adalah fitur enkripsi agar pesan tidak dapat dilihat pihak lain. Berbeda dengan WeChat, mereka mau memberikan data pribadi penggunanya ke pemerintah China.
Pihak Facebook pun belum memberikan komentar apapun terkait hal ini. Dengan diblokirnya WhatsApp di China, Facebook semakin ketar-ketir atas usahanya di negeri tirai bambu tersebut mengingat layanan media sosial Facebook juga telah diblokir sejak 2009 lalu.
Baca juga: Cara Chatting di WhatsApp Tanpa Menyimpan Nomor Telepon
Sebaliknya, WeChat semakin diuntungkan karena hal ini. Diketahui WeChat sudah mengantongi 963 juta pengguna aktif di seluruh dunia sampai saat ini.
Dengan China blokir WhatsApp, satu-satunya pertaruhan Facebook di negara tersebut sekarang hanyalah aplikasi Colorful Baloons yang diluncurkan diam-diam bulan lalu.